Bolehkah Ibu Menyusui Berpuasa?
Puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim. Namun keraguan seringkali menghampiri ibu menyusui, karena mereka dilema tak mau melewatkan kewajiban menjalankan ibadah puasa, namun juga mempertimbangkan si kecil yang masih menyusui dan mengkhawatirkan kualitas ASI selama berpuasa. Oleh karena itu, seringkali muncul pertanyaan, bolehkah ibu menyusui berpuasa?
Menurut Mia Sutanto, Konselor Laktasi sekaligus Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), menyatakan bahwa ibu menyusui boleh saja berpuasa. Namun dengan beberapa catatan penting yang harus diperhatikan, yakni kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat, tidak memiliki keluhan seperti kekurangan gizi, sakit, maupun hal lain yang mengganggu kesehatan ibu dan bayi. Jikan ibu menyusui ingin berpuasa, maka syarat-syarat tersebut haruslah dipenuhi.
Masih banyak sekali pertanyaan yang muncul selain boleh atau tidaknya berpuasa saat menyusui. Misalnya seperti, apakah puasa akan mengganggu produksi ASI? Apakah si kecil akan tetap mendapatkan nutrisi yang cukup meski sang Ibu berpuasa?
Selama makanan ibu menyusui memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang dan lengkap, maka Ibu tidak perlu khawatir puasa akan membuat si kecil kekurangn asupan nutrisi. Lagipula menurut dr. Ameetha Drupadi, konselor laktais di RSB ASIH, banyaknya ASI ditentukan dengan seberapa sering Ibu menyusui si kecil. ASI tidak akan berkurang, karena produksi ASI sebenarnya disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan sang bayi.
Tak berhenti sampai di situ saja, masih ada kekhawatiran lagi yang membuat ibu menyusui ragu untuk bepuasa, yakni mengalami rasa lemas hingga dehidrasi. Ibu tak perlu takut lemas atau si kecil akan kekurangan ASI, karena puasa pada dasarnya hanya mengubah jadwal makan saja. Komposisi ASI tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak berpuasa. Sebab, tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak dan protein serta vitamin dan mineral, dari simpanan tubuh. Saat berpuasa, tubuh akan menggunakan cadangan lemak dan asam amino sebagai sumber energi ibu dan juga untuk pembentukan ASI. Begitu Ibu berbuka, tubuh akan mengganti cadangan zat-zat gizi tadi, sehingga ibu tidak akan kekurangan zat gizi untuk menyusui. Komposisi ASI baru akan berkurang pada ibu menyusui yang menderita kurang gizi berat, sebab tidak ada lagi cadangan zat gizi yang dapat memasok kebutuhan produksi ASI yang lengkap.
Kondisi ibu menyusui pastilah berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan si kecil. Sehubungan dengan puasa, maka sebaiknya ibu menyusui mempertimbangkan untuk melakukan puasa setelah bayi berusia 6 bulan dan menerima MPASI.