Nestlé Connect
Kunjungi kami di media sosial:
Nestlé Consumer Services |


Meski setiap hari kita berkomunikasi dengan pasangan, tapi efeknya tidak selalu mempengaruhi jasmani dan rohani kita menjadi semakin sehat. Ini karena efek itu lebih banyak ditentukan oleh kualitas. Sebagai acuan, kualitas itu dapat kita kelompokkan ke dalam tiga kategori besar di bawah ini:
Banyak kajian psikologi yang menyimpulkan bahwa penyebab yang paling sering atas terjadinya problem rumah tangga adalah komunikasi yang kurang baik, sehingga harapan untuk menjadikan “Rumahku Surgaku” menjadi pupus.
Padahal, kalau melihat hasil riset lain, seperti yang dikumpulkan Philip L. Rice, pakar psikologi dari Illionis University (1990), ternyata kualitas hubungan dengan pasangan, punya sumbangan terbesar terhadap kebahagian dan kepuasan hidup secara umum, melebihi kesuksesan karier atau pengakuan sosial.
Hampir tak seorang pun bermimpi punya kualitas komunikasi yang tidak sehat atau yang hambar. Tapi, kenyataan bisa berkata lain. Supaya ini tidak berlarut-larut, masih banyak hal yang bisa kita lakukan, yang tentunya tidak semudah membalik tangan. Ini antara lain:
Kualitas komunikasi tidak semata ditentukan oleh kuantitasnya, tekniknya, atau triknya, meski itu penting. Justru yang paling mendasar adalah apa isi definisi dalam pikiran kita mengenai pasangan kita. Semakin negatif kita membangun definisi mengenai pasangan kita, akan punya pengaruh yang semakin negatif terhadap kualitas komunikasi kita. Semoga bermanfaat.
* lifeskill facilitator, penulis dan learning counselor