Hindari Lakukan Mitos Saat Olahraga Ini Untuk Dapatkan Hasil Optimal

7ed051b993572aea4ec66013c0f129225456c8cb.jpeg

Gaya hidup sehat sudah sangat gencar dilakukan oleh banyak orang masa kini. Melakukan olahraga di gym atau pusat kebugaran telah menjadi pilihan kaum urban untuk menjalankan salah satu rutinitas gaya hidup sehatnya. Olahraga yang dilakukan pun masing-masing memiliki tujuannya sendiri. Ada yang ingin sekedar menjaga kesehatan, ada yang ingin menurunkan berat badan, ada yang ingin membentuk tubuh yang lebih berotot, dan lainnya.

Namun dalam mencapai tujuan tersebut, masih banyak mitos yang masih dipercaya saat melakukan olahraga. Berikut ini akan dijabarkan mitos dan fakta tersebut, agar Anda tidak terjebak kebingungan yang bisa jadi akan membuat sesi olahraga Anda tidak berguna.

 

Banyaknya Keringat Menandakan Jumlah Kalori yang Terbakar

Jelas sekali bahwa mitos ini tidak benar adanya. Tidak ada korelasi antara keringat dan kalori yang terbakar. Seperti yang diutarakan oleh Jessica Matthews, juru bicara untuk American Council on Exercise (ACE) yang menyatakan bahwa keringat merupakan respon biologis untuk mendinginkan (menstabilkan) suhu tubuh internal. Jumlah keringat dipengaruhi oleh  banyak hal lain seperti aktivitas yang dilakukan, suhu ruangan, cuaca, dan keadaan fisiologi tubuh Anda. Selain itu, keluarnya keringat juga menandakan bahwa tubuh Anda sedang mengeluarkan racun dan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh.

 

Peregangan (stretching) lebih baik dilakukan sebelum berolahraga

Faktanya peregangan lebih baik dan sangat tepat dilakukan setelah Anda selesai berolahraga. Wayne Westcott, PhD, professor ilmu olahraga di Quincy College, Amerika Serikat juga menyarankan hal yang sama, karena setelah berolahaga tubuh menjadi hangat, dan inilah waktu terbaik untuk meningkatkan fleksibilitas sendi. 

Melakukan peregangan sebelum berolahraga justru akan mengguncang otot karena suhu tubuh masih dingin sehingga membuat tubuh kurang siap untuk melakukan olahraga dan terkadang Anda juga merasakan sakit. Lebih baik lakukan pemanasan telebih dahulu sebelum berolahraga untuk membantu memompa darah dan membuat tubuh dalam keadaan hangat.

 

Rutin sit-up akan menjadikan perut rata dan six pack

Ibu sudah rutin melakukan sit-up tapi belum juga mendapatkan hasil perut yang rata? Perlu Ibu ketahui bahwa perut buncit adalah lemak yang tertimbun di sekitar perut. Sedangkan sit-up berfungsi untuk melatih otot. Lemak dan otot adalah dua hal yang berbeda, sehingga membutuhkan olahraga yang berbeda pula. Oleh karena itu, Ibu tidak bisa membuang lemak dengan melakukan olahraga untuk mengencangkan otot. Sit-up tidaklah membakar lemak di perut, melainkan melatih otot perut saja. 

Eric Harr, seorang atlet triathlon professional serta penulis buku The Portable Personal Trainer juga mengatakan hal yang sama, bahwa sit-up akan membantu untuk mengencangkan otot-otot di sekitar perut. Untuk mendapatkan tampilan perut six pack, Anda perlu menghilangkan lemak di sekitarnya terlebih dahulu. Dan hal itu membutuhkan olahraga yang berbeda, misalnya dengan latihan cardio.

 

Lemak di bagian tubuh tertentu bisa hilang dengan fokus berolahraga pada bagian tersebut

Berbeda dengan otot yang bisa dilatih pada bagian tertentu (leg, back, chest, biceps, triceps, dan sebagainya), lemak tidak bisa dihilangkan pada salah satu bagian tubuh. Menurut Phil Tyne, direktur pusat kebugaran Baylor Tom Landry Health & Wellness Center di Dallas, Amerika Serikat, Anda tidak bisa memilih area tubuh mana yang ingin dihilangkan lemaknya. Jika ingin membakar lemak, latihan kardio adalah cara yang tepat untuk menghilangkan lemak tubuh secara menyeluruh dan merata.

 

Setelah berolahraga, lemak yang terbakar akan berubah menjadi otot

Bob Greene, pelatih pribadi Oprah Winfrey dalam bukunya yang berjudul 20 Years Younger: Look Younger, Feel Younger, Be Younger mengutarakan bahwa lemak dan otot adalah dua jaringan yang berbeda. Lemak tidak dapat berubah menjadi otot, begitu juga sebaliknya otot tidak dapat menjadi lemak. Jika Ibu meningkatkan latihan mengencangkan otot, justru yang terjadi adalah angka pada timbangan tidak akan turun justru bertambah karena massa otot lebih berat daripada lemak.

 

Semakin sering berlatih, semakin baik

Seringkali orang yang sedang membentuk badan berotot dan menginginkan hasil yang cepat, akan melakukan olahraga lebih sering dan lebih keras setiap hari dengan durasi yang panjang.  Dengan asumsi bahwa lemak akan cepat terbakar dan otot akan cepat terbentuk.

Hal ini sangat tidak dianjurkan, menurut Todd Schlifstein, DO, instruktur klinik di New York University Medical Center's Rusk Institute menyatakan bahwa terlalu banyak berlatih hanya akan mengakibatkan satu hal pasti, yaitu overtraining yang berisiko cedera.

Seimbangkanlah waktu istirahat dan berolahraga, karena pada saat beristirahatlah massa otot Anda akan tumbuh. Jangan lupa juga lengkapi dengan asupan makanan bergizi yang dipenuhi kandungan nutrisi untuk tubuh.