3 Tips Hadapi Si Kecil yang Ingin Permintaannya Selalu Dikabulkan

63b6b4d004f314d3627d79b34f4d4ac8ca880db7.jpeg

Anak yang selalu ingin permintaannya dikabulkan merupakan kerap dihadapi Ibu. Bayangkan saja bagaimana repotnya Ibu jika semua permintaan si Kecil harus dipenuhi. Padahal tidak semua yang diminta si Kecil merupakan suatu yang terbaik dan bermanfaat buat anak. Bahkan kadang-kadang mungkin dapat membahayakan si Kecil, karena tidak sesuai dengan kondisi dan usianya. Karena itu, respons orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak secara psikologis.

Baca juga: Ketika Sang Ayah Selalu Meng-iya-kan Permintaan si Kecil

Tidak semua yang diinginkan si Kecil, mampu dipenuhi oleh Ibu. Misalnya karena keterbatasan dana, atau dana yang ada dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih penting. Namun, ketika Ibu tidak mengabulkannya, seringkali timbul reaksi-reaksi negatif. Contohnya : mengeluarkan ancaman-ancaman / kata-kata kasar terhadap orangtua (kekerasan verbal), berteriak, menangis meraung-raung, ngambek, dsb. Hal ini ditujukan agar keinginannya dapat dipenuhi tanpa bisa ditunda apalagi ditolak.

Disadari atau tidak, anak-anak usia prasekolah, sudah pandai menggunakan reaksi-reaksi negatifnya untuk mempengaruhi Ibu. Apabila hal ini diberikan penguat oleh Ibu, dengan selalu mengalah atau menuruti kemauan anak, maka reaksi-reaksi negatif ini akan terus dipakai oleh anak pada saat ia menginginkan sesuatu. Dan itu tidak baik bagi tumbuh kembang anak.

Biasanya alasan Ibu mengabulkan semua permintaan anak adalah karena ingin membuat anak tidak rewel/tenang, ingin menjaga gengsi, atau menutupi rasa malu di hadapan orang lain. Apabila hal ini terjadi terus menerus, lambat laun anak tidak memiliki kesempatan untuk belajar menunda keinginannya. Padahal dalam kehidupan bermasyarakat kelak, kemauan dan permintaan anak tidak selalu dapat dipenuhi dengan segera oleh orang lain. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan permintaan anak justru ditolak.

Selain itu dengan selalu mengabulkan permintaan anak, maka anak akan cenderung memiliki sikap egois, tidak memperdulikan kesulitan dan perasaan orang lain. Sikap seperti ini tentunya perlu dikurangi. Karena akan merugikan diri anak sendiri, terutama dalam hal kemampuan mengontrol diri dan memahami kepentingan orang lain. Padahal itu sangat diperlukan dalam tumbuh kembang anak saat berhubungan dengan orang lain.

Lantas bagaimana sebaiknya Ibu bersikap?

1. TEGAS.
Bila apa yang diminta anak memang tidak penting, melanggar aturan atau Ibu tidak mampu memenuhinya, tetaplah bersikap tegas untuk tidak mengabulkan permintaan anak. Itu dilakukan sekalipun anak membujuk Ibu dengan bersikap manis atau kebalikannya dengan bereaksi negatif. Beri pengertian atau penjelasan pada anak mengapa Ibu tidak mengabulkan permintaannya. Penjelasan tersebut dimaksudkan agar si Kecil dapat belajar tidak mementingkan dirinya sendiri, belajar menunda keinginannya /mengontrol diri dan belajar cermat dalam membeli sesuatu.

Kalau si Kecil menunjukkan reaksi negatif, bersikaplah tenang dan sabar. Jangan membentak, mengancam atau memukul anak. Sebab, hal ini dapat menjadi model bagi anak untuk berperilaku agresif. Tetaplah membujuk anak dengan lembut dan kasih sayang. Contohnya mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain, tanpa harus mengumbar janji-janji atau harapan-harapan kosong pada anak. Bila dengan cara ini, si Kecil masih tetap bereaksi negatif, Ibu bisa membawanya untuk segera pulang atau berusaha untuk tidak menghiraukan anak.

2. KONSISTEN MENERAPKAN ATURAN.
Dalam menerapkan aturan pada si Kecil, usahakan bertindak konsisten. Misalnya kalau Ibu ingin melarang anak untuk makan permen (karena tenggorokannya sensitif) maka kapanpun, di manapun dan kepada siapa pun si Kecil meminta, maka dia tetap tidak diizinkan untuk makan permen. Jangan sampai permintaan si Kecil ditolak Ibu, tapi dikabulkan oleh orang lain yang terlibat dekat dengan anak seperti pengasuhnya, nenek, kakek dan sebagainya.

3. AMATI CARA SI KECIL MEMINTA DAN BERTINDAKLAH BIJAKSANA.
Bila si Kecil meminta dengan cara yang tidak baik seperti merengek, menangis, berteriak-teriak, maka sekalipun yang diminta si Kecil adalah sesuatu yang dibutuhkannya dan orangtua mampu membelikannya, maka tundalah pemenuhannya. Penundaan dilakukan sampai si Kecil menunjukkan sikap atau tingkah laku yang baik dalam meminta.

Bila si Kecil meminta dengan cara yang baik dan tidak merengek, berilah pujian dengan usapan lembut untuk memperkuat perilakunya yang baik saat itu. Untuk selanjutnya Ibu dapat saja mengabulkan permintaan si Kecil, sepanjang yang diminta si Kecil adalah sesuatu yang penting, tidak melanggar aturan dan orangtua memiliki kemampuan untuk mengabulkannya.

Nah, tiga tips tersebut bisa segera diterapkan pada anak yang selalu ingin permintaannya dikabulkan. Selamat mencoba!