Mendidik Kebiasaan Baik Pada Anak

301eb80c8b4b2a8b142821687527a3b9346ed30f.jpeg

Ketika berbicara mendidik, maka kita perlu membedakannya dengan mengajar. Mendidik bukan semata memberi tahu atau memindahkan pengetahuan dari kepala kita ke kepala si anak. Kalau yang ini namanya mengajar.

Mendidik adalah mengeluarkan potensi yang ada pada anak, seperti halnya orang menyalakan api, bukan seperti orang yang mengisi keranjang kosong.

Tentu karena setiap manusia itu punya potensi plus dan minus, maka yang perlu kita keluarkan adalah potensi positifnya dan kepasitasnya dalam mengontrol potensi negatif (minus).

Misalnya, ada anak yang kurang motivasinya untuk kebaikan, katakanlah malas belajar atau egoisnya terlalu tinggi. Kita perlu mengeluarkan kemauannya untuk belajar dan berbagi.

Atau, ada lagi anak yang sebetulnya sudah punya keinginan untuk kebaikan, tapi sayang, kapasitasnya untuk melawan energi negatif rendah sehingga gagal lah keinginan itu.

Apa saja yang perlu kita lakukan untuk mengeluarkan potensi positif itu? Apa juga yang perlu kita lakukan untuk mengeluarkan kapasitas anak dalam melawan hal-hal yang negatif?

Kalau melihat tahapan penting dalam pendidikan, yang perlu kita lakukan adalah:

Menyadarkan

Kita perlu menyadarkan apa saja perilaku baik dan yang kurang baik, dengan mengajarkan nilai-nilai, memfasilitasi tayangan dan bacaan, menghadirkan contoh atau menjadi teladan buat mereka. Manusia melakukan sesuatu bukan karena tahu, tapi karena sadar.

Membiasakan

Kita memilih berdasarkan kebutuhan dan keadaan mana yang harus kita biasakan. Tentukan skala prioritas, jangan terlalu banyak, tapi juga jangan terlalu minor. Caranya antara lain melalui disiplin atau bentuk membiasakan diri lainnya.

Mengevaluasi

Jangan mengharapkan anak menjadi anak yang sempurna menurut versi kita. Ini malah tidak baik. Biarkan anak berproses dengan trial and error-nya. Tapi, berilah evaluasi konstruktif dengan menunjukkan mana yang salah dan bagaimana baiknya.

Menawarkan opsi

Jika evaluasi masih belum mempan, kita bisa saja menawarkan opsi berupa penjelasan soal konsekuensi, risiko atau hukuman.

Membangun konsep-diri

Supaya anak bisa melakukan kebaikan, anak harus memiliki konsep-diri yang bagus dan kuat. Inilah yang perlu kita bantu.

Caranya adalah dengan menunjukkan kepada anak bahwa dia mampu, lalu memotivasi dia, menghindarkan dia dari sikap dan perlakuan kita yang merendahkan atau menghancurkan konsep-dirinya.

Akan semakin sulit membuat anak yang sudah kita judge sebagai anak nakal, menjadi lebih tidak nakal. Ini terkait dengan konsep-diri itu.

Itu semua adalah tahapan penting dalam mendidik. Tentu di alam nyatanya, prosesnya pasti tidak linier, tidak semudah membalik tangan, dan tidak mulus.

Terlepas apapun prosesnya, acuan kita dalam mendidik itu adalah mengeluarkan potensinya melalui praktek dan pengarahan, bukan menghambatnya atau memaksakan ego kita kepada anak.

Semoga bermanfaat.