Tak Ada Kesempatan Kedua, Jadikan Anak Istimewa
Orang tua mana yang tak bangga memiliki anak yang cerdas dan sehat? Namun jangan hanya mengandalkan kecerdasaan bawaan (genetika) semata, karena kecerdasan juga bisa ditentukan oleh faktor peran orang tua dan lingkungan dalam menstimulasi anak, serta pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan anak dalam membangun struktur otaknya.
Guna mendukung kecerdasan, anak yang telah berusia 1 tahun ke atas wajib diberi beragam makanan dan minuman sehat. Mengapa? Bila masa tumbuh otak tidak tercapai sebelum umur anak dua tahun, anak tak mempunyai peluang lagi untuk mengoptimalkan otaknya di kemudian hari. Betul, tak ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak anak.
Kebutuhan protein anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Anak berumur setahun dengan berat 10 kg, misalnya, membutuhkan 20 sampai gram protein setiap harinya. Sedang orang dewasa sehat kira-kira hanya butuh 0.8 gram protein/kg berat badan.
Dampak buruk terhadap perkembangan anak akan tampak lebih jelas jika ia kekurangan protein dan lemak esensial dibandingkan dengan kekurangan kalori. Jika anak kekurangan kalori, maka ia hanya kurang berat saja dan tidak terlalu buruk dampaknya. Akan tetapi, jika ia kekurangan protein dan lemak esensial, maka yang kurang itu bangunan struktur otaknya yang merupakan modal awal untuk menjadi cerdas.
Kendati ada nutrisi spesifik untuk tumbuh-kembang otak, seperti protein, lemak-esensial (LA & ALA), DHA dan zat besi, anak-anak membutuhkan lebih banyak protein yang bisa diperoleh dari nabati dan hewani. Oleh karena itu, setelah umur satu tahun, selain terus memberi si kecil susu, perhatikan juga asupan protein dan lemak esensial dari sumber lain. Protein bisa juga diperoleh dari lauk pauk hewani, seperti telur, ikan, dan daging. Sementara protein nabati, bisa diperoleh dari tahu, tempe, kacang merah, kacang tholo yang kaya akan lemak esensial.
Berikan juga ikan, karena selain proteinnya setara dengan daging, minyak ikan diperlukan untuk membangun otak. Selain vitamin dan mineral, kandungan DHA golongan omega-3 pada ikan misalnya, dibutuhkan otak anak agar berfungsi dengan lancar.
Selain mencukupi kebutuhan nutrisinya, perlu juga dilakukan stimulasi seperti memperkenalkan warna-warni dan bentuk, berbagai bunyian, meraih dan menyentuh benda, membaui berbagai aroma. Ajak pula anak tertawa maupun berbicara.