Takakura, Kiat Daur Ulang Sampah Organik di Rumah

5778df0f9f738f7502c2dd91b9116c7bf376f6ef.jpeg

Bingung dengan tumpukan sampah organik yang tak kunjung diambil petugas kebersihan? Cobalah mengolahnya menjadi kompos. Ada banyak cara composting yang bisa dilakukan, salah satunya metode takakura.

Nama takakura sendiri diambil dari salah seorang profesor dari Jepang, Koji Takakura pada tahun 1959, yang berhasil mengubah limbah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos. Untuk pengolahannya sendiri Anda membutuhkan beberapa bahan dan peralatan, seperti keranjang ‘pakaian kotor’ dengan penutupnya, kantung jaring dan empat kantung sekam padi. Siapkan juga kardus air mineral yang tidak terpakai serta plester atau lakban dan kain bekas yang cukup lebar sebagai penutup. Tidak ketinggalan kompos yang sudah jadi untuk merangsang pertumbuhan bakteri.

Cara Membuat Kompos dengan Metode Takakura

Lapisi bagian dalam keranjang laundry dengan kardus bekas. Hal ini dilakukan untuk mencegah cairan kompos sampah organik merembes dan mengotori dinding keranjang.  Kalau sudah, sisihkan.

Tuang sekam ke dalam kantung jaring hingga membentuk bantalan. Jahit ujung atasnya supaya sekam tidak berhamburan. Buat dua buah ya! Setelah itu, letakkan salah satunya di dasar keranjang. Lalu masukkan satu sekop tanah atau kompos yang sudah jadi di atasnya.

Setelah lapisan takakura selesai, masukkan sampah organik yang belum tersentuh lalat ke dalam keranjang. Tata sedemikian rupa dan sedikit goyangkan supaya kompos bisa tercampur rata dalam keranjang. Siram dengan cairan penumbuh bakteri, seperti EM4 yang banyak tersedia di toko bahan kimia atau perlengkapan pertanian. Bila tidak, Anda bisa menggunakan air cucian beras.

Tambahkan sisa sekam padi dan lapisi lagi dengan kantung jaring di atasnya. Bungkus tutup keranjang menggunakan kain lebar yang berlubang-lubang agar udara bisa keluar masuk dengan mudah, gunakan sebagai penutup keranjang. Tunggu selama 3-4 bulan, tergantung volume sampah yang Anda masukkan.

Pengecekan

Karena didiamkan dalam waktu yang cukup lama, Anda harus rutin melakukan pengecekan. Kalau keranjang sudah berair, masukkan sekam atau tanah baru supaya proses pengomposan berhasil. Anda juga bisa mengetahui apakah proses berjalan baik atau tidak lewat permukaan luar keranjang. Jika terasa hangat maka proses berjalan lancar.

Mudah bukan? Cara ini akan membuat lingkungan jadi lebih bersih, bahkan komposnya bisa dimanfaatkan untuk berkebun di rumah. Bila dibuat dalam skala besar, kompos-kompos ini juga bisa dijual lewat komunitas berkebun, sehingga bisa menambah pemasukan rumah tangga. Yuk segera di coba! Semoga berhasil ya.