Yuk, Jaga Kesehatan Mulut
Angka gigi keropos di usia anak masih terbilang tinggi, karena ternyata perawatan mulut anak seringkali belum memadai. Tak cukup hanya membebaskan kita dari bau mulut, kesehatan mulut tak boleh dipisahkan dari kesehatan tubuh seutuhnya.
SEJUMLAH penyakit mulut diawali dari buruknya kesehatan mulut. Sebab terbesar karena kebersihan mulut tidak terjaga. Bukan semata soal menggosok gigi, gangguan atau penyakit tubuh lainnya ada yang berawal dari masalah di mulut juga. Seriawan salah satunya.
Menggosok gigi dengan benar
Menggosok gigi sebelum makan tetapi justru tidak menggosok gigi setelahnya bukanlah langkah yang benar. Mengingat sehabis kita makan pasti ada sisa-sisa makanan yang terselip di sela-sela gigi, dan ini yang perlu dibersihkan. Jadi bukan hanya dua kali menggosok gigi, akan tetapi kapan gosok gigi itu dilakukan juga penting untuk diperhatikan. Sebelum makan, sebelum sarapan sebetulnya tidaklah perlu menggosok gigi, karena lebih penting sesudahnya.
Kalau masih ada sisa makanan yang terselip, terlebih dari jenis karbohidrat (nasi, roti, mi, ubi, jagung, permen, dan cokelat), yang bila bereaksi dengan kuman di rongga mulut, ini akan membentuk senyawa kimia baru. Senyawa kimia ini yang akan merusak gigi melebihi kekerasan mana pun.
Kita tahu lapisan email gigi (enamel) luar biasa keras, sehingga mampu bertahan dari benturan keras, dan merupakan pelindung gigi dari kerusakan.
Namun lapisan terkeras gigi ini bisa rusak, lalu keropos oleh bahan kimia yang dihasilkan oleh sisa makanan yang membusuk.
Setidaknya berkumur-kumur bisa dilakukan, terlebih setiap kali habis mengonsumsi penganan karbohidrat, supaya tidak menyisakan makanan sekecil apa pun di sela gigi. Terlebih lagi bila anak mewarisi benih gigi yang rapuh. Sedangkan gigi susu sendiri belum berenamel, maka perlu lebih dilindungi dari ancaman pengeroposan.
Membersihkan gigi perlu dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak bayi. Bayi hendaknya sudah dibiasakan dibersihkan giginya dengan kapas basah steril, setiap habis menyusu. Selain untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut dan gigi, ini juga merupakan langkah awal untuk menanamkan kebiasaan menggosok gigi pada anak. Anak yang tidak rajin menggosok gigi tentu gigi susunya akan lebih mudah keropos. Pengeroposan gigi susu menjadikan gigi akan tanggal sebelum umurnya. Gigi susu yang tanggal sebelum umurnya yang menjadi penyebab tersering susunan gigi setelah dewasa tidak rata. Selain itu tentunya sangat bijak kalau tidak memberi anak kembang gula dan cokelat terlalu banyak. Keduanya merupakan ancaman terbesar bagi keutuhan gigi anak.
Karang gigi
Ada orang tertentu yang kandungan unsur kalsium air liurnya melebihi normal, sehingga mudah terbentuk karang gigi. Permukaan gigi dilapisi oleh semacam karang tipis berwarna kecoklatan. Membiarkan karang gigi tetap hadir, bisa bermasalah pada gigi dan gusi, maka perlu rutin dibersihkan oleh dokter gigi, karena karang gigi tak hilang hanya dengan menggosok gigi belaka.
Selain karena karang gigi, radang gusi bisa juga terjadi akibat gigi keropos. Kuman memasuki bagian tengah gigi tempat pembuluh darah dan saraf. Tak jarang kuman lalu menyebar ke seluruh tubuh. Maka kesehatan gigi amat penting agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Pemeriksaan gigi berkala setahun sekali perlu dilakukan untuk memastikan belum ada gigi yang berlubang.
Gigi berlubang tidak harus yang sudah terlihat kasat mata, lubang seujung jarum pun bila dibiarkan nantinya akan membesar dan mengakibatkan gigi keropos. Gigi keropos menjadi sumber infeksi gusi. Gusi membengkak, bukan jarang merusak akar gigi sehingga gigi harus dikorbankan karena berindikasi pencabutan gigi. Sejatinya gigi dijaga agar mampu bertahan sepanjang hayat kita.
Selain masalah pada gigi dan gusi, sumber infeksi di rongga mulut bisa juga berasal dari kelenjar tonsil yang sudah lemah. Kita menyebutnya penyakit amandel (tonsilitis). Bila infeksi tonsil berulang, lama-lama melemahkan kelenjar penjaga rongga mulut ini, pada akhirnya menjadi sarang kuman penyakit. Kuman yang berlebihan di rongga mulut menjalar jadi infeksi tonggorokan (pharyngitis), kalau bukan infeksi kerongkongan (laryngitis). Yang sering terserang radang tenggorokan perlu diperiksa apakah gigi-geligi selain amandelnya sehat atau tidak.
Jadi, kebersihan dan kesehatan mulut tidak sebatas untuk menghindari bau mulut saja. Tetapi saling berkaitan sebagai sebab akibat dengan berbagai penyakit gigi, gusi dan mulut. Karenanya selalu biasakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut. Tentunya dimulai sedini mungkin. Senyum sehat keluarga tentu yang menjadi tujuan kita, bukan? ***