Mengapa Membaca Label Gizi di Produk Makanan Itu Penting?

be2076b18e5f07a992fc0efa435ea6a4ccb87237.jpeg

Dalam rangka Food Day, tak ada salahnya bagi ibu untuk memulai memerhatikan detail asupan gizi makanan yang ibu pilih untuk keluarga. Salah satu caranya adalah dengan membaca label nutrisinya.

Masih banyak ibu tidak membaca label nutrisi yang tercantum pada produk makanan. Alasannya karena tidak terbiasa, atau merasa tidak ada manfaatnya. Padahal, membaca label makanan dapat membantu dan memudahkan Ibu dalam membandingkan makanan.

Food and Drug Administration Amerika Serikat mencatat setidaknya ada 4 hal yang patut jadi perhatian Ibu saat melihat label makanan. Ini dia!

1. Label gizi memperlihatkan asupan gizi yang dibutuhkan anak-anak

Ibu pun dapat menentukan pilihan sehat mengenai makanan yang dibeli. Label kandungan gizi selalu ditampilkan dengan urutan yang sama, supaya Ibu mengerti dengan cepat mengenai kandungan gizi tertentu yang terkandung. Bila Ibu ingin membatasi asupan lemak, gula, atau kalori per hari, misalnya, maka jangan abaikan label ini.

2. Problemnya, label gizi kadang bisa mengecoh

Ini bisa terjadi bila Ibu tidak membaca dengan teliti. Misalnya pada satu label makanan tertulis kandungan 100 kalori dan hanya 5 gram gula. Tetapi kalau dilihat, jumlah penyajian tertulis "tiga kali". Ini berarti kalau Ibu mengonsumsi seluruh kemasan, maka Ibu akan mendapatkan tiga kali jumlah gizi yang tertulis. Dalam hal ini, 300 kalori dan 15 gram gula. Jangan terkecoh. Bedakan antara jumlah gizi dalam satu kali penyajian dan keseluruhan kemasan.

Baca Juga :Mengetahui Status Gizi Anak

3. Terkadang, nama komposisi produk muncul berbeda-beda

Misalnya di sebuah label, Ibu melihat gula tertulis di urutan keempat komposisi produk (yang artinya, gula merupakan komponen nomor empat terbanyak di makanan ini). Waspada juga saat gula terkadang ditulis sebagai "sirup jagung fruktosa tinggi" atau "sirup jagung" atau "sirup agave".

Garam juga terkadang muncul sebagai "sodium benzoat", atau "monosodium glutamat (MSG)" atau "sodium nitrit". Hati-hati. Sodium nitrit banyak digunakan sebagai pengawet ikan dan daging, dan dapat berpengaruh pada asupan sodium sehari-hari. Konsumsi sodium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan darah tinggi.

4. Yang paling mengecoh adalah lemak trans.

Lemak trans tidak selalu tertulis di label gizi, maka dari itu Ibu harus mencermati komposisi produk yang mengandung lemak trans, seperti minyak hidrogenasi dan minyak hidrogenasi sebagian. Menurut aturan BPOM, jumlah lemak trans lebih 0.5g harus dicantumkan di label. Jadi, jika pada kemasan tidak tertulis mengandung lemak trans, bisa jadi karena jumlahnya < 0.5g. Lemak trans berisiko tinggi memicu penyakit jantung dan stroke serta meningkatkan lemak jahat (LDL) dan mengurangi lemak baik (HDL) di dalam tubuh Ibu.

Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan gambar di bawah ini ya bu.

Di sini, takaran saji produk adalah 3 sendok makan. Dengan mengkonsumsi 3 sendok makan produk ini, berarti kita telah mendapatkan 100 kkal Energi, 3g Lemak Total, 1,5g Lemak Jenuh dan 40mg Natrium. Persentase yang berada di dalam bulatan menunjukkan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian produk berdasarkan kebutuhan 2000 kkal. Sebagai contoh, 8% Lemak Jenuh berarti, dengan mengkonsumsi 3 sendok makan produk ini, telah memenuhi kebutuhan Lemak Jenuh kita sebanyak 8% dari kebutuhan harian kita.

Semoga membantu. Jadi, mulai sekarang, jangan lupa biasakan membaca label makanan dengan teliti, ya.