Mengenal Makan Genggam Untuk Anak

5055a6788129eb3238cdb21e1abb6e5d8e31cab3.jpeg

Makanan genggam (finger food) perlu menjadi bagian dari proses pembelajaran setiap anak. Ada bentuk dan cara khusus bagaimana makanan genggam dikemas, dan disajikan bagi anak. Seperti apakah?

DALAM proses perkembangannya, anak membutuhkan bantuan dan dukungan ibu. Juga dalam hal ihwal makan, serta kesukaan anak akan makanan. Hanya apabila ibu menjadi bijak pada ihwal yang satu ini, maka selain anak menyukai segala jenis makanan, pada saat yang sama anak juga mampu makan sendiri. Karena itu ibu dibutuhkan agar bukan saja bijak memperkenalkan jenis makanan baru—sebagai awal dari kecintaan anak terhadap makanan—juga sebagai pelatihan bagaimana anak dimampukan untuk makan sendiri.

Berkenalan dengan makanan

Berbeda dengan jenis makanan genggam orang dewasa, pemberian makanan genggam pada balita memberi manfaat lebih. Bagi orang dewasa makanan genggam tentu dipilih lebih karena kepraktisannya belaka. Sementara pada balita lebih untuk proses pembelajaran.

Banyak ibu yang mengeluh anak sukar makan dan menolak bila diberikan jenis makanan tertentu. Sebagian besar karena sejak awal anak tidak memperoleh kesan pertama yang indah terhadap makanan. Rasa amis, atau trauma oleh rasa yang tidak nyaman, dapat membuat anak membenci jenis makanan tertentu sampai dewasa.

Kalau saja ibu menyajikannya dengan nyaman, mengemasnya dalam bentuk yang baik, terlebih cita rasanya juga baik, maka anak dapat memiliki kesan indah terhadap suatu jenis makan. Dan kalau kesan indah anak terhadap semua jenis makanan yang ibu tawarkan sama, maka dengan cara demikian anak akan menyukai makanan apa saja sampai usia dewasa.

Dalam ajang memperkenalkan makanan baru itulah, makanan genggam ikut menjadi bagian di antaranya. Tentu tidak semua jenis makanan bisa mewakili proses pembelajaran anak mampu makan sendiri. Sifat makanan dan jenis makanan yang layak buat anak, membatasi jenis makanan apa saja yang tergolong makanan genggam. Selain apakah cocok untuk usia anak, perlu pula dipertimbangkan apakah suatu jenis makanan bisa cocok untuk digenggam.

Di Barat, jenis makanan genggam memilih sosis, kue pie, keju, spring roll dan sejenis itu. Mengapa? Oleh karena jenis makanan tersebut memungkinkan untuk anak genggam. Karena itu tentu yang harus kita berikan bukan yang berjenis bubur, agar-agar, atau kacang-kacangan.

Selain kelayakan jenis makanan dan bentuknya yang cocok buat balita, perlu dipertimbangkan pula apakah suatu jenis makanan tidak membahayakan bila digenggam balita. Jenis kacang-kacangan pasti tidak diperbolehkan, karena selain balita belum mampu mengunyahnya, akan ada bahaya tersedak.

Belajar makan sendiri

Sudah disebut, makanan genggam juga bagian dari pembelajaran anak mampu makan sendiri. Walau kebanyakan jenis makanan genggam bersifat sebagai makanan penggugah (appetizer), tapi buat kita di Timur, bisa juga sebagai menu pokok, seperti kalau kita memilih ubi rebus, pisang rebus, atau kue sagu.

Jangan lupa, kita memiliki kekayaan jenis bebuahan. Pisang dapat dijadikan sebagai perkenalan pertama makanan genggam. Setelah dipotong-potong sebesar balita bisa memasukkan ke mulutnya, disajikan di piring sebagai makanan genggam. Begitu juga pilihan alpokat, roti gandum, buah pear, brokoli dan wortel rebus, serta biskuit. Banyak jenis kudapan masuk di kelompok makanan genggam. Tentu tetap memperhatikan apakah jenis kudapan itu cocok buat usia balita yang harus bebas dari zat tambahan makanan (food additive).

Pertanyaannya kemudian, kapan anak mulai diberikan makanan genggam? Jawabannya tidak ada batas tegas umur berapa. Begitu jemarinya mulai nampak melakukan gerakan mencengkeram (pincer grasp), berarti sudah bisa mencengkeram sesuatu untuk digenggamnya.

Pertimbangan lain, barang tentu untuk mengunyah makanan genggam yang rata-rata agak keras, persyaratannya anak sudah memiliki sejumlah gigi.

Persoalan timbul, lantaran tidak setiap balita sama responnya terhadap pemberian makanan genggam. Ada yang tertarik, ada pula yang pasif saja. Balita yang tertarik untuk apa pun makanan genggam yang disodorkan kepadanya, akan memanfaatkan proses pembelajaran memperoleh beragam jenis makanan, dan lebih cepat mampu makan sendiri.

Ketika tahapan ini dimulai, kecemasan ibu bisa muncul. Karena dalam perjalanan balita mulai diberikan makanan genggam, ibu harus siap meja makan menjadi kotor dan berantakan. Biarkan anak mulus menempuh proses belajar makan sendirinya, hingga akhirnya ia sudah mahir makan menggunakan sendok garpu dengan cara yang benar.

Selain ibu harus memperhatikan seberapa besar makanan genggam disajikan, yakni sebesar balita memungkinkan memasukkannya ke mulut, serta sesuai pula dengan ukuran genggaman tangannya. Ibu juga harus memperhatikan ukuran makanannya tidak terlalu besar, namun juga tidak kekecilan. Di samping juga tidak boleh terlampau keras untuk dikunyah.

Satu hal lain yang tidak boleh diabaikan yaitu, kebersihan tangan sendiri. Lebih dari sepuluh penyakit infeksi masuk tubuh lewat jemari tangan yang tidak suci hama. Maka seraya anak diajarkan kebiasaan berpola hidup bersih, bentuk pula kebiasaan mencuci tangan sebelum memegang makanan genggamnya. Begitu pula setiap kali habis memegang makanan apa saja. Dengan cara demikian sekaligus akan terbentuk perilaku kebersihan sebagai pelajaran awal berperilaku hidup sehat.***