Tips Mengatasi Balita yang Mau Menang Sendiri

alt-1b.jpg

Dalam menghadapi sikap balita yang mau menang sendiri, seringkali kesabaran dan keuletan kita diuji. Bayangkan saja misalnya bagaimana kesalnya kita pada saat anak mogok makan, menangis atau berteriak-teriak pada saat keinginan atau permintaannya tidak dituruti.

Sikap mau menang sendiri (egois) sebenarnya merupakan sikap yang biasa terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun. Hal ini berhubungan dengan tahapan perkembangan kemampuannya yang masih terbatas, dimana cara pandangnya masih terpusat pada diri sendiri (Egosentris).

Dengan bimbingan dan perlakuan yang tepat dari orangtua dan orang-orang di sekitarnya, diharapkan anak dapat mulai mempelajari sudut pandang orang lain dan mulai menyadari akibat suatu tindakan terhadap orang lain sehingga secara bertahap sikap egoisnya akan berkurang sejalan dengan bertambahnya usia dan pengalaman anak.

Bagaimana bentuk perlakuan yang tepat dalam mengatasi sikap anak yang mau menang sendiri, berikut ini ada beberapa tips yang dapat digunakan:

  • Jangan panik dalam menghadapi reaksi anak yang kurang menyenangkan. Dengan bersikap tenang, maka kita dapat berfikir jernih dan fokus dalam mengatasi masalah yang ada.
  • Pahami dan terimalah anak dengan keterbatasan cara berfikir dan pengalamannya.Cobalah berempati terhadap anak,sehingga kita dapat bertindak lebih bijaksana.
  • Jangan bersikap kasar pada anak. Beri pengertian dan pengarahan pada anak dengan lembut, sabar dan penuh kasih sayang. Dengan demikian anak memiliki perasan positif sehingga secara alamiah diharapkan akan mampu memperhatikan orang lain sebagai wujud respon positif terhadap sikap positif yang diterimanya dari orang lain.
  • Hindari sikap overprotective (terlalu melindungi) atau permisif (serba membolehkan) yang membuat anak hanya memperhatikan haknya dan tidak peka terhadap kepentingan orang lain. Bersikaplah assertif terhadap anak, dimana kita dapat bersikap tegas tanpa menyakiti hati anak.
  • Jadilah model yang baik bagi anak dalam bersikap toleransi terhadap orang lain. Tunjukkan bahwa orangtua terbuka terhadap saran dan kritik dari anak.
  • Ajari anak untuk bertanggung jawab terhadap makhluk lain atau orang-orang disekitarnya sehingga menumbuhkan sensitivitasnya terhadap lingkungan. Misalnya berikan anak, hewan peliharaan yang mudah diurus, dimana anak diberi tanggung jawab memberi makannya, ajak anak mengunjungi panti asuhan untuk memberikan sumbangan, dsb.
  • Ajari anak nilai-nilai moral melalui kegiatan yang menyenangkan seperti bermain boneka, bermain peran, dimana kita dapat menyisipkan pesan moral tertentu di dalamnya.
  • Dukunglah anak pada saat ia mau memperhatikan kepentingan orang lain atau tidak mau menang sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pujian, pelukan ataupun ciuman pada anak.